Dalam sebuah hadits dari Sa’ad bin ‘Ubadah radhiallahu’anhu, ia berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي مَاتَتْ أَفَأَتَصَدَّقُ عَنْهَا قَالَ النبي صلى الله عليه وسلم نَعَمْ قُلْتُ فَأَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ سَقْيُ الْمَاءِ
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibu saya telah meninggal. Bolehkah saya bersedekah atas nama beliau?”. Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menjawab: “Boleh”. Sa’ad bertanya lagi: “Sedekah apa yang paling utama, wahai Rasulullah?”. Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menjawab: “Sedekah berupa air minum” (HR. An Nasa’i no.3666, dihasankan Al Albani dalam Shahih An Nasa’i).
Dalam Bulan Haji merupakan bulan yang penuh dengan kebaikan dan setiap kebaikan yang kita lakukan adalah berkah.
Sedekah yang mendapatkan berlipat ganda pahala. Begitu juga dengan Thayiba Tora yang tidak ingin melewatkan momentum waktu yang baik ini, terutama di jalur yang mengarah ke Mina untuk ibadah lempar jumrah di Jamarat.
Pada Haji 1444 H kali ini Thoyiba mendistribusikan ribuan air mineral untuk para jemaah haji pada 13 Dzuhijah 1444H.
Program berbagi sedekah air ini setiap tahun dilakukan bersama jamaah haji yang dibimbing Thayiba Tora Indonesia di Mekkah.
Demikian juga hal ini sangat dianjurkan pula oleh Rasulullah SAW yang pahalanya bahwa sedekah diniatkan untuk kedua orang tua kita yang telah meninggal. Selama air itu dimanfaatkan oleh makhlukNya, maka selama itu pula pahala akan mengalir untuknya hingga hari kiamat.
Hal ini selaras dengan hadits Riwayat Imam Bukhari dari Jabir: “Barangsiapa menggali Air, Maka tiada meminum darinya Makhluk Hidup dan bangsa Jin, Manusia dan burung kecuali Allah akan memberinya Pahala di Hari Kiamat.”
Semoga semua keberkahan ini menjadi yang hakiki.
sumber : jakartasatu.com